Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Perilaku Etis Seseorang
Budaya organisasi banyak digunakan
pada organisasi perusahaan, bahkan ada juga perusahaan membuat papan nama
dengan tulisan yang menunjukkan budaya organisasi mereka di tempat-tempat yang
menarik perhatian. Misalnya di depan pintu masuk kantor, atau di dekat tempat
para karyawan melayani pelanggan. Konsep budaya organisasi mulai
berkembang sejak awal tahun 1980-an. Konsep budaya organisasi diadopsi
dari konsep budaya yang lebih dahulu berkembang pada disiplin ilmu antropologi,
Sobirin (2007:128-129).
Budaya organisasi menurut Schein
dalam Sobirin (2007:132) adalah pola asumsi dasar yang dianut bersama oleh
sekelompok orang setelah sebelumnya mereka mempelajari dan meyakini kebenaran
pola asumsi tersebut sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang
berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, sehingga pola
asumsi dasar tersebut perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara
yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan mengungkapkan perasaannya dalam
kaitannya dengan persoalan-persoalan organisasi.
Budaya organisasi
sangatlah penting untuk dipahami karena
“budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berprilaku dan harus
menjadi patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang
diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu mempengaruhi organisasi
dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi,” Muhammad Baitul
Alim (psikologi zone.com).
Budaya perusahaan pada dasarnya mewakili norma – norma perilaku
yang diikuti oleh para anggota organisasi, termasuk mereka yang berada dalam
hierarki organisasi. Bagi organisasi yang masih didominasi oleh pendiri, maka
budayanya akan menjadi wahana untuk mengkomunikasikan harapan - harapan pendiri
kepada para pekerja lainnya. Demikian pula jika perusahaan dikelola oleh
seorang manajer senior otokratis yang menerapkan gaya kepemimpinan top down.
Disini budaya juga akanberperan untuk mengkomunikasikan harapan – harapan
manajer senior itu.
Isu dan kekuatan suatu budaya memengaruhi suasana etis sebuah
organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya
sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar
dan etika tinggi adalah budaya yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi,
sedang, sampai rendah dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain itu
juga hasil.
- Model peran yang visibel Karyawan akan melihat sikap dan perilaku manajemen puncak (Top Manajemen) sebagai acuan / landasan standar untuk menentukan perilaku dan tidakan - tindakan yang semestinya diambil.
- Komunikasi harapan etis Ambiguitas etika dapat diminimalisir dengan menciptakan dan mengkomunikasikan kode etik organisasi.
- Pelatihan etis Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi, menjelaskan praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani dilema etika yang mungkin muncul.
Contoh- contoh Budaya
Organisasi
Contoh Budaya Organisasi Dalam Perusahaan
Budaya Organisasi mempunyai contoh seperti yang terjadi di setiap
perusahaan, yang muncul berdasarkan peralanan hidup para pegawai. Tapi pada
umumnya budaya organisasi terletak pada pendiri perusahaan itu sendiri berperan
penting. Karena merekalah yang mengambil keputusan dan memberi arah strategi
organisasi yang biasanya disebut juga budaya organisasi.
Dan biasanya budaya organisasi di setiap perusahaan mempunyai
budaya organisasi sendiri. Ini karena terdapat beberapa faktor sebagai berikut:
- Lingkungan Usaha: Dimana suatu perusahaan itu akan beroperasi dan menetukan langkah apaa yang harus diambil perusahaan tersebut.
- Adanya nilai – nilai konsep dasar dan keyakinan suatu perusahaan.Acara rutin yang diselenggarakan suatu perusahaan untuk memberi reward – reward pada karyawannya. Adanya jaringan yang dimiliki setiap perusahaan berbeda – beda.