Kelas : 4EB17
NPM : 22209130
BAB 1 Pendahuluan
BAB 9 Analisis Laporan Keuangan Internasional
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Akuntansi Sebuah Bahasa Bisnis
Dilihat
dari perspektif pelaksana, akuntansi merupakan alat untuk menyampaikan
informasi keuangan dari sebuah entitas usaha yang melakukan kegiatan bisnis.
Jadi, akuntansi merupakan alat komunikasi. Akuntansi bukan sepenuhnya merupakan
bahasa asing. Problem pembelajaran akuntansi adalah seperti halnya orang
Amerika belajar untuk berbahasa inggris sebagaimana orang Inggris berbahasa
Inggris.
Demikian juga, sejumlah kata digunakan
di dalam akuntansi dengan arti yang berbeda dengan pemakaian sehari-hari.
Contoh, jumlah yang disebut sebagai nilai bersih (net worth) sering muncul
dalam laporan akuntansi. Menurut logika umum, arti kata ini adalah suatu jumlah
yang mengacu pada suatu nilai. Tetapi, interpretasi tersebut tidak sepenuhnya
tepat, dan kesalahpahaman dapat timbul jika pemakai laporan akuntansi tidak
memahami apa yang dimaksud oleh akuntan dengan istilah nilai bersih.
1.2 Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Manajemen
Embrio
akuntansi yang ada sekarang ini sudah ada sejak abad ke 13 di Italia yang kala
itu merupakan kota perdagangan yang maju. Menurut Littleton, munculnya embrio
tersebut disebabkan karena telah terpenuhinya persyaratan-persyaratan yang
diperlukan. Persyaratan pertama yaitu “bahan” (yang merupakan sesuatu yang
perlu dikerjakan ulang) dan bahasa (medium untuk mengekspresikan bahan
tersebut). Tentu saja diawal kemunculannya tersebut, akuntansi masih berupa
bahasa bisnis yang sederhana. Pada saat itu, akuntansi memang merupakan sumber
informasi mengenai sebuah perusahaan, tetapi akuntansinya terutama hanya
berkenaan dengan kegiatan pemerolehan dan pelepasan barang dagangan. Ini
disebabkan karena dunia bisnis pada saat itu belum begitu berkembang. Transaksi
dan data keuangan yang merupakan masukan (input) dalam sistem akuntansi masih
relatif sederhana.
Perkembangan bisnis selanjutnya
diwarnai dengan pemisahan antara fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan.
Pada tahap ini mulai terjadi 2 kelompok pemakai laporan keuangan yaitu
manajemen, sebagai pihak internal perusahaan, dan pihak eksternal yang antara
lain terdiri dari investor dan kreditor. Manajemen mempunyai akses terhadap
proses penyusunan laporan keuangan, sedangkan pemakai laporan keuangan yang
lain, yaitu pemakai eksternal, tidak mempunyai akses terhadap akses penyusunan
laporan keuangan. Disamping itu, tujuan manajemen berbeda dengan tujuan pemakai
eksternal. Manajemen memerlukan informasi akuntansi sehubungan dengan fungsi
manajerialnya; sedangkan pemakai ekternal menggunakannya sesuai dengan
kepentingannya masing-masing yang tidak terkait dengan fungsi manajemen.
Investor, misalnya, berkenaan dengan penahanan, pelepasan, atau pemerolehan
saham.
1.3 Perkembangan Praktik Akuntansi
Praktik
akuntansi terus berubah, sesuai dengan kebutuhan, baik kebutuhan pelaksana
akuntansi (sebagai penyedia informasi) maupun kebutuhan penerima atau pencari
informasi tersebut. Sebelum Perang Dunia Kedua, pengaruh akuntansi Inggris
mendominasi seluruh negara berbahasa Inggris dan pengaruh Perancis-Jerman menembus
negara-negara yang menerapkann hukum undang-undang (code law) seperti Belgia,
Jepang, Swedia, dan Swiss. Sampai dengan awal tahun 1990-an. AS merupakan
kekuatan yang gemilang dalam akuntansi global. Oleh karena itu, sampai dengan
awal tahun 1990-an, diversitas yang substansial masih merupakan ciri iklim
akuntansi dunia.
Diversitas akuntansi yang merupakan
rintangan terhadap globalisasi bisnis dan arus dana sudah dirasakan sejak tahun
1960-an. Untuk mengikis diversitas tersebut, organisasi-organisasi profesi
akuntansi di dunia membentuk International Accounting Standards Committee
(IASC) pada tahun 1973, yang pada tahun 2000 direstrukturisasi menjadi
International Accounting Standard Board (IASB). Organisasi international ini
bertugas untuk mengikis diversitas atau keragaman akuntansi dengan menerbitkan
standar-standar akuntansi international yang diharapkan, idealnya, akan
diadopsi oleh semua negara didunia.
1.4 Diversitas Akuntansi
Akuntansi
suatu yurisdiksi atau negara berbeda dengan akuntansi yurisdiksi atau negara
yang lain, sesuai dengan faktor-faktor penyebab yang terdapat pada
masing-masing yurisdiksi. Berikut ini uraian mengenai diversitas akuntansi
tersebut dilihat dari aspek pengukuran aset dan kewajiban dan aspek penentuan
modal dan laba periodik.
1.4.1 Pengukuran Aset dan Kewajiban
Para
akuntan masih mengukur sebagian besar aset bisnis dunia atas dasar biaya-biaya
historis (hystorical costs). Namun konsep pengukuran ini tidak diaplikasi
secara murni. Untuk kadar tertentu, biaya transaksi awal, dicampur dengan
berbagai teknik penilaian pasar sekarang (current market), dengan berbagai
teknik penyesuaian perubahan tingkat harga khusus atau umum, dengan berbagai
perhitungan bunga terkait, dan estimasi tingkat transaksi-transaksi masa depan,
terutama dalam bidang valuta asing dan penagihan piutang di masa depan.
Aplikasi pengukuran biaya-biaya sekarang (current costs) mungkin akan segera
menggantikan, atau paling tidak mendominasi, biaya-biaya historis (hystorical
costs) dalam praktik-praktik akuntansi. Yang telah dapat dilihat pada awal abad
ini adalah pada international financial reporting standards (IFRS) yang
dterbitkan oleh IASB. IFRS, yang lebih banyak menggunakan fair value, telah
menggusur pilihan terhadap PABU AS yang banyak menggunakan biaya-biaya
historis.
Istilah asset atau aktiva tidak
memiliki arti yang pasti, dalam pengertian sumberdaya mana yang harus
dimasukkan dan sumberdaya mana yang harus dikeluarkan dari batasan mengenai
aset tersebut. Ketidakpastian ini juga meliputi interpretasi atas aset-aset tak
berwujud seperti goodwill, dan biaya riset dan pengembangan (R&D costs). Di
Amerika Selatan, definisi aset termasuk kerugian-kerugian yang timbul karena
memiliki utang dalam satuan valuta asing. Di negara-negara Eropa Kontinental,
mungkin tidak meliputi berbagai tipe sewaguna usaha, tax loss carry-forwards,
atau kepemilikan ekonomi oleh induk perusahaan terhadap perusahaan-perusahaan
afiliasi.
1.4.2 Penentuan Modal dan Laba
Periodik
Hubungan antara aset dan kewajiban
dengan penentuan laba periodik tentu saja menimbulkan efek resiprokal. Biasanya
overstatement atau understatement aset atau kewajiban dilaksanakan melalui
inklusi atau eksklusi laporan laba-rugi yang bersangkutan. Namun, harus juga
dicatat bahwa terdapat banyak variasi prosedural yang lebih kecil. Misalnya,
goodwill yang dibeli boleh diamortisasi di AS selama 40 tahun, sedangkan
diJerman maksimum 5 tahun. Dibeberapa negara, misalnya Irlandia, Australia,
Inggris, Peru, dan selandia baru, goodwill secara umum tidak diamortisasi sama
sekali. Variasi prosedural yang mirip juga tidak berlaku untuk biaya riset dan
pengembangan, biaya eksplorasi minyak dan mineral, biaya promosi penjualan,
pendidikan dan pelatihan staf, dan berbagai transaksi atau kejadian lain.
1.5 Peran Akuntansi
Peran akuntansi berbeda antar negara.
Perbedaan peran ini dapat mempengaruhi orientasi dan kandungan informasi
laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan di masing-masing
negara, yang selanjutnya akan mempengaruhi cara interpretasi dan penggunaan
laporan keuangan tersebut. Para modal domestik mungkin mempunyai dampak yang
halus tetapi luas dan kekal terhadap perkembangan akuntansi di suatu negara.
Tetapi akuntansi bukan hanya dipengaruhi, melainkan juga mempengaruhi pasar
modal domestik. Disatu sisi, tuntutan pasar modal memberikan dasar pikiran
untuk mengadopsi suatu bentuk akuntansi
tertentu. Sebaliknya, akuntansi dianggap sebagai suatu prasyarat bagi
pertumbuhan pasar modal domestik.
1.6 Korporasi Multinasional dan
Keterlibatannya Dalam Bisnis Internasional
Akuntansi
internasional terutama diperlukan oleh pasar modal yang telah mengglobal dan
perusahaan yang bisnisnya mengglobal. Perusahaan yang paling rendah tingkat
globalisasi bisnisnya adalah perusahaan yang mempunyai traksaksi utang-piutang
dalam valuta asing (valas); sementara yang tingkat globalisasinya paling tinggi
adalah korporasi multinasional (MNC, multinasional corporation). MNC adalah
perusahaan yang terlibat dalam produksi dan penjualan barang atau jasa pada
lebih dari sebuah negara. Biasanya terdiri dari sebuah induk perusahaan yang
beralokasi di negara asal perusahaan dan paling sedikit lima atau enam anak
persaingan asing, yang secara khas melakukan interaksi strategi tingkat tinggi
antar unit-unit tersebut. Beberapa MNC mempunyai sampai 100 anak perusahaan
asing tersebar di seluruh dunia.
1.7 Pengertian Akuntansi
Internasional
Ada
2 tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Tujuan
akuntansi manajemen adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
manajemen, yang merupakan pihak internal perusahaan, di dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan perusahaan. Karena manajemen dapat mengakses
pemprosesan informasi tersebut, maka informasi akuntansi manajemen tidak
memerlukan standar. Pedoman pokok di dalam penyajian informasi akuntansi manajemen adalah bahwa
informasi tersebut dapat dipahami oleh pemakai, yaitu manajemen, dan relevan
dengan pengambilan keputusan dan pengelolaan perusahaan, sehingga bermanfaat
bagi manajemen sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam
pengelolaan perusahaan.
1.8 Lingkup Akuntansi Internasional
dan Organisasi Buku Ini
Mempelajari akuntansi adalah
mempelajari tentang apa dan bagaimana mencatat dan melaporkan
transaksi-transaksi keuangan serta bagaimana menginterpretasi dan menganalisis
laporan keuangan. Akuntansi internasional adalah akuntansi yang mempunyai
perspektif internasional. Dalam perspektif internasional, akuntansi berkenaan
dengan diversitas akuntansi dan keragaman yurisdiksi. Diversitas akuntansi
merupakan problem yang telah, sedang, dan akan terus diupayakan solusinya.
Sedangkan keragaman yurisdiksi merupakan kenyataan yang harus diterima.
Pembahasan yang menyangkut diversitas akuntansi tentu saja termasuk dalam
bidang akuntansi keuangan; sementara pembahasan yang berkenaan dengan keragaman
yurisdiksi termasuk dalam bidang akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.
Seperti pada buku-buku internasional accounting yang lain, buku ini lebih
banyak membahas bidang akuntansi keuangan.
BAB 9
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
INTERNASIONAL
9.1 Pendahuluan
Bab
membahas mengenai makna akuntansi internasional dari perspektif analisis
laporan keuangan. Untuk tujuan analisis laporan keuangan internasional, selain
harus waspada terhadap diversitas akuntansi, analis juga harus mampu menaksir
dampaknya terhadap laba dan aset dan juga terhadap rasio-rasio serta
indikator-indikator utama yang terkait.
9.2 Diversitas Akuntansi
Internasional dan Analisis Laporan Keuangan
Diversitas
akuntansi berdampak pada analisis laporan keuangan. Maslah penting yang harus
dibahas adalan mengenai dampak diversitas akuntansi tersebut terhadap
penaksiran laba dan arus kas masa mendatang serta resiko dan ketidakpastian
yang terkait. Penaksiran tersebut adalah penting bagi investor portofolio dalam
melakukan penilaian saham. Penaksiran tersebut juga penting bagi perusahaan
yang melakukan investasi asing langsung (FDI, foreign directi investment), yang
berkaitan dengan penilaian terhadap akuisisi yang direncanakan dan juga penting
untuk joint ventures atau pengadaan modal atau listing/trading saham pada bursa
saham asing. Semakin lama semakin banyak korporasi yang listing secara
internasional. Disamping itu, terjadi peningkatan yang dramatis terhadap
permintaan investasi internasional.
Dalam sebuah penelitian mengenai
bagaimana para partisipan pasar modal menghadapi diversitas akuntansi, Choi dan
Levich mengambil contoh pendapat investor-investor institusional, MNE yang
menerbitkan saham, bank yang underwriting sekuritas internasional, dan
badan-badan regulation. Hanyan 48% dari mereka yang diwawancarai yang
terpengaruh oleh diversitas akuntansi, tetapi 52% responden yang menyatakan
tidak terpengaruh diversitas akuntansi sebenrnya melakukan berbagai upaya yang
meliputi 1) pernyataan ulang akun-akun berdasarkan PABU mereka masing-masing,
2) mengembangkan pemahaman mengenai PABU asing, 3) menggunakan sumber-sumber
informasi lain, dan 4) menggunakan pendekatan investasi lain, seperti misalnya
pendekatan ekonomimakro “top-down” dalam memilih negara tujuan investasi yang
dibarengi dengan diversifikasi saham dalam sebuah negara yang terpilih. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa problem-problem dan juga biaya yang timbul dari
diversitas akuntansi internasional adalah sangat nyata dan membutuhkan
investigasi lebih lanjut untuk memperkirakan apa dan bagaimana problem-problem
tersebut diselesaikan. Paling tidak, ada sebuah keputusan yang jelas untuk
menaksir tingkat diversitas tersebut beserta dampaknya terhadap ukuran laba dan
ukuran kinerja.